Explore Kyoto Prefecture [Part 1]


Hi Semua, 
Lama tidak post, kali ini saya akan share pengalaman saya mengunjungi Kyoto di awal Januari lalu. Ini merupakan itinerary saya dalam 2 hari mengunjungi Kyoto, rasanya ingin sekali lebih lama di Kyoto, tetapi karena satu dan lain hal, jadinya kami hanya mengunjungi beberapa tempat.

Dari Osaka kami langsung naik train ke Kyoto, dan dikarenakan Piece Hostel letaknya sangat dekat dari Kyoto Station, kami menitipkan koper terlebih dahulu. Untuk detail Piece Hostel seperti apa, akan ada di paragraf terakhir ya. Ini salah satu Hostel yang paling saya rekomendasikan, next ke Kyoto pasti saya akan memilih penginapan ini.

Kami langsung membeli Kyoto Bus Pass yang disediakan di Hostel. Harganya adalah ¥500. Untuk ke Fushimi Inari ini kita langsung naik Train, jadi tidak tercover Bus Pass. Kalau kalian beli yang Bus + Train juga ada, tapi harganya lebih mahal sedikit. Karena kami pikir ingin menikmati Kyoto dengan Bus, kami memilih Bus Pass saja. 

Baru sampai di stasiun, langsung terlihat Fushimi Inari-taisha. Lokasinya sangat besar sekali. Ada beberapa spot, kalian bisa melihat dari peta yang dibagikan.


Seperti pada tempat suci lainnya, tersedia air dari pancuran untuk membersihkan tangan kita sebelum memasuki Temple.


Ini adalah tampak dari halaman depan Fushimi Inari-taisha.


Di Fushimi Inari-taisha ini juga terdapat jimat yang dapat dibeli. Berikut adalah list dari arti jimat keberuntungan yang ada.


Beberapa ada yang sudah lama, dan banyak juga yang baru, dan saat saya lewati memang ada yang sedang di cat ulang, agar warnanya tetap terjaga.


Karena Fushimi Inari-taisha ini sangat penuh sekali, ada satu trick dimana kita bisa mengambil foto yang terlihat sepi seperti ini. Saat kita berjalan lumayan dalam, terdapat dua persimpangan, jadi untuk yang naik dan turun dibedakan jalannya. Jadi kita bisa mengambil foto di tempat orang yang turun. Tapi memang sedikit challenging karena orang yang turun pun banyak juga.


Beberapa ada yang menggunakan kimono saat datang ke Fushimi Inari-taisha. Ada banyak tempat sewa Kimono disekitar Fushimi Inari-taisha. Tinggal dicari saja yang sesuai dengan budget, dan motif yang diinginkan.


Selain membeli jimat, kita juga bisa membeli papan fox ini, dan menuliskan wishlist kita, dan menggantungnya di tempat yang disediakan.


Karena koko saya sangat suka dengan trekking, jadi kami berhasil mengelilingi Fushimi Inari-taisha sampai ke puncak. Walaupun dengan beberapa drama, karena koko saya memilih jalur yang tidak biasanya, dan believe me, serem banget. Mungkin ini faktor kalo saya penakut, dan pernah nonton film horror yang berjudul The Forest, yang menceritakan hutan bunuh diri di Jepang. Jalan yang dipilih bener-bener hutan, sepi, dan kanan kiri terdapat tali penanda. #maafanaknyapenakut 


Tapi pas sampai puncak memang sepi sih, tapi salah satu achievement tersendiri berhasil sampai puncak. Kurang lebih sekitar 2 jam untuk pemula seperti saya.


Semakin keatas tiangnya semakin memudar warnanya. Faktor udara juga karena lebih dingin.


Sambil jalan turun, kita bisa beristirahat dan menikmati pemandangan. Kalau tidak salah ini di check point no 6.


Dan disini juga tersedia Strawberry and Milk Ice Cream dan ini benar-benar lezat sekali. Wajib dicoba saat mengunjungi Fushimi Inari-taisha.


Setelah sampai bawah, di jalan keluar banyak tersedia stand makanan. Dan ini super enak. Untuk teman-teman yang Muslim, harus lebih pilih-pilih, karena banyak yang menawarkan Pork.

Salah satu jajanan favorite saya adalah Grill Pork ini. Seharga ¥500, termasuk mahal, tapi rasanya benar-benar enak disetiap gigitan. #gaklebay #gakdibayar



Yang ini juga ada Pork Belly, tapi personally kurang suka, lebih suka yang grill pork.



Selain pork juga ada crab stick jumbo. Rasanya juga biasa aja sih, cuma saus mayo-nya yang buat enak.


Never say no for Takoyaki~ Tapi takoyaki disini rasanya kurang. Lebih favorite Takoyaki di Osaka Caste :P


Karena saat turun sudah sore sekali, jadi kami memutuskan untuk beristirahat di Hostel saja.

Hari Kedua dimulai dari Iwatayama Monkey Park.
Untuk ke Monkey Park ini, kita harus melewati jalan yang cukup tinggi, karena memang lokasinya ada diatas bukit. Kalau datang saat musim lainnya ada jalur yang bisa dilewati dan lebih dekat. Tetapi karena saya pergi winter dan masih terdapat sisaan es, jadi jalur ditutup. Saran saya adalah saat autumn, karena bagus sekali, kita bisa dikelilingi dengan warna daun di musim gugur.

Di Iwatayama Monkey Park ini kita disarankan tidak memberikan makanan selain didalam ruangan. Di dalam ruangan kita bisa membeli kacang atau buah seharga ¥100 per bungkus, dan bebas memberi makan. Yang dewasa lebih galak, jadi kalau monyet kecil sedang makan, bisa diusir dan dikejar biar mengalah. 


Selain buah/kacang, juga ada minuman (ini untuk kita sendiri) dan beberapa gantungan kunci sebagai kenang-kenangan.


Disini ada beberapa peraturan yang harus diperhatikan. Semua tertulis di papan ini. Setiap monyet diberi nama dan beberapa memang sangat nurut sekali.


Mereka tau jam makan mereka, sekitar jam 12 akan ada sirine, semua monyet berkumpul di halaman utama, dan staff akan menyebarkan makanan. Saat itu saya beruntung sekali, berada di tengah-tengah halaman sambil monyet-monyet tersebut sibuk mengambil makanan disekitar saya.


Pemandangan Oi River yang sangat bersih dan indah.


 Kapan ya di Jakarta bisa sebersih ini. Ayo teman-teman jangan buang sampah sembarangan >.< Supaya lingkungan kita juga terawat seperti ini, dan tidak bau sampah.


Saya menemukan Gudetama Cookies ini. Lucu sekali karena gambarnya merupakan ciri khas dari Kyoto. Jika kalian mengunjungi salah satu prefecture di Jepang dan melihat barang yang khas dari prefecture tersebut, saran saya: BELI! Hukumnya wajib sekali, karena believe it or not, kalian gak akan menemukan barang tersebut di Tokyo maupun Prefecture lainnya. Saya melihat Gudetama Cookies ini di Tokyo tapi gambarnya pun yang biasa saja, tidak ada yang gudetama dengan rickshaw.


Selanjutnya kami mengunjungi Tenryū-ji Temple. Lokasinya tidak jauh dari Iwatayama Monkey Park, cukup berjalan kaki saja sudah sampai.


Untuk masuk kedalam, kita harus membeli tiket, kalau tidak salah harganya ¥240 per orang. 


Sangat suka sekali dengan design atapnya, sangat elegant sekali. Untuk history dan kisah lengkapnya bisa di baca di link ini


Perasaan sangat tenang sekali duduk di pinggir taman ini, sambil menikmati pemandangan.


Selalu suka dengan Maple leaf, baik yang masih hijau hingga berbuah warna menjadi merah, dan akhirnya coklat. Saya menyimpan satu daun sebagai kenang-kenangan. Bukan yang ini sih, ada satu lagi yang ukuran lebih besar.


Destinasi selanjutnya adalah Arashiyama Bamboo Grove. 
Arashiyama Bamboo Grove tidak sepanjang yang saya kira, saya pikir membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengelilingi, ternyata hanya kurang lebih 200m. Sangat penuh orang, butuh waktu yang cukup lama agar dapat foto dengan latar yang Bamboo saja.


Untuk Explore Kyoto Prefecture [Part 2] bisa cek di link ini

Jika ada pertanyaan yang ingin ditanyakan dapat langsung comment di post ini. 
Untuk harga mungkin saya kurang tau jelas, dan lebih akurat jika search di google.


Comments

Popular posts from this blog

Mencari Perlengkapan Winter di Jakarta

Apply Online Visa Australia - ImmiAccount (Indonesia)

[HK Trip] Day 1 - Ngong Ping & City Gate Outlet